Siapa Dibalik Segores Luka ?

Malam ini rasa kantuk seakan tidak  mau menghampiriku, walaupun tidak heran mengapa dia tidak datang malam ini. Semua itu dikarenakan rasa penuh tanda tanya yang seharusnya terjawab oleh yang bersangkutan. Rasa tanya itu bersumber dari sebuah tulisan yang dibuta oleh seseorang yang sangat spesial dihidupku, itulah dia. Orang yang sangat berbeda, orang yang membuat siapapun yang mengenalnya akan langsung memberikan perhatian kepadanya.
Ya itulah dia, seorang wanita sederhana yang kukenal sejak tujuh tahun lalu, seingatku begitu. Aku mengenalnya ketia dia duduk dibangku SLTP, saat itu aku sudah duduk dibangku SLTA, walaupun aku dan dia berbeda jenjang tapi kami berada dalam satu naungan yayasan yang sama. Entah kapan rasa sayang, suka, cinta, atau apapun itu padanya mulai muncul, karena ketika pertama mengenalnya rasa itu belum ada, mungkin malah sebaliknya dialah yang memiliki rasa itu kepadaku. Tiga tahun aku dan dia berada pada sekolah yang sama, ditahun pertama rasa itu benar-benar tidak ada sama  sekali, dan mungkin rasa itu ada pada dirinya yang mulai mendekati diriku, semua itu berjalan hingga memasuki tahun kedua, pada diriku masih belum muncul rasa itu sama sekali, disisi lain diriku mulai terganggu dengan rasa dan perhatian yang dia berikan kepadaku, hingga sebagian besar siswa dan guru tau bahwa dia memendam rasa itu kepadaku.
Entah kenapa rasa itu belum muncul dalam diriku, bukan karena dia tidak cantik, bukan juga karena tidak menarik, apalagi karena dia tidak baik, bukan. Bukan karena itu semua. Karena semua itu ada pada ditinya. Mungkin pada waktu itu ada orang lain yang lebih dahulu menarik perhatianku. Tapi itu semua tidak penting, karena bagiku sekarang yang penting adalah dia.
Dan ketika memasuki tahun ketiga, itupun dipenghujung tahun tepatnya ketika akan berpisah dengannya. Dikarenakan dia memilih sekolah yang berbeda, tidak melanjutkan sekolah di yayasan yang sama. Rasa sedih itu muncul mengetahui tidak akan bisa melihatnya setiap hari seperti biasa, dan menyadari bahwa perhatian yang dia berikan tidak akan ada lagi.
Rasa itu makin tumbuh, padahal aku dan dia jarang sekali bertemu. Entah mengapa diriku merasa sangat senang sekali ketia dia datang ketia ada acara di sekolahku. Karena walaupun aku sudah lulus aku masih mengabdi disekolah itu. Dan rasa gembira itu datang ketika dia meminta tolong untuk membantunya menyelesaikan tugas sekolahnya, dan rasanya ingin setiap hari dia datang untuk meminta tolong menyelesaikan tugasnya, tapi sayangnya itu tidak terjadi setiap hari, bahkan sangat jarang sekali. Akan tetapi semakin jarang aku dan dia bertemu, rasa itu semakin tumbuh dan tumbuh. Hingga suatu malam aku coba untuk memberanikan diri memberitahunya tentang perasaan yang aku miliki. Walaupun sampai saat ini aku dan dia tidak terikap pada sebuah hubungan yang disebut pacara ataupun apalah namana. Tapi kucoba untuk meyakinkan diriku sendiri bahwa dia tau dan mau untuk menerima diriku, hanya waktunya saja yang belum tepat. Aku yakin dia tau bahwa aku menunggunya hingga waktunya tiba.
Hingga suatu malam kubaca sebuah tulisan yang dia buat pada sebuah blog yang kisahnya mirip, hanya saya hasil akhirnya berbeda. Ingin sekali kutanyakan langsung kepadanya, tapi rasanya tidak mau untuk menambah rumit suasana. Semoga saja dia membaca dan memahami tulisan ini, dan apabila ada seseorang yang pahan dan mengerti akan kisah dan tulisan ini tolong sampaikan kepadanya bahwa : “Diriku masih dan akan selalu menunggu dirinya hingga nanti”.


#OneDayOnePost
#odopbatch5

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu

Kisah Layang Layang

Berlibur Ke Yogyakarta