Hingga Tiada
Hingga waktu kita tiada
Kita masih menjadi bayang
Yang enggan pergi meski untuk kembali
Kita berkutat pada jemari yang perlahan beku
Aku belum lelap terlupa
Ketika kau menjadi bayang ranting
Ketika rembulan menyinar di sudut sepi
Bisa kulihat dengan mata
Kau enggan untuk kembali
Kita jauh merauh
Kita terpaut harta dan kaya
Menggenggam jemari meraba waktu
Mungkin bahkan nyawa di renggut uzur
Aku ingin menjadi cinta
Yang selalu merapat ke dahan hatimu
Memijit rasa hingga bibir pucat berdarah
Kusematkan cintaku untuk selingkar hati
Ada dalam jemari dinginmu
Ku meraba kulit hingga koyak
Melayang bersama doa yang takpernah sampai
Mencari jalan kembali
Sekarat hidup di hatimu
Cerita yang sudah usai
Meratap hati yang sekarat
Bertanya apa itu cinta
Kita masih menjadi bayang
Yang enggan pergi meski untuk kembali
Kita berkutat pada jemari yang perlahan beku
Aku belum lelap terlupa
Ketika kau menjadi bayang ranting
Ketika rembulan menyinar di sudut sepi
Bisa kulihat dengan mata
Kau enggan untuk kembali
Kita jauh merauh
Kita terpaut harta dan kaya
Menggenggam jemari meraba waktu
Mungkin bahkan nyawa di renggut uzur
Aku ingin menjadi cinta
Yang selalu merapat ke dahan hatimu
Memijit rasa hingga bibir pucat berdarah
Kusematkan cintaku untuk selingkar hati
Ada dalam jemari dinginmu
Ku meraba kulit hingga koyak
Melayang bersama doa yang takpernah sampai
Mencari jalan kembali
Sekarat hidup di hatimu
Cerita yang sudah usai
Meratap hati yang sekarat
Bertanya apa itu cinta
Kece puisinya ...
BalasHapusKece puisinya ...
BalasHapusApa itu Cinta?
BalasHapusKeren Kak.
Klepek klepek bacanya.
BalasHapusWuih mantap nian puisinya 😊
BalasHapusKeren ka...
BalasHapus